Rabu, 22 Oktober 2014

JURNAL MIKROALGA



DOMINASI MIKROALGA DI SUNGAI TAMAN HUTAN RAYA R. SOERYO CANGAR KELURAHAN TULUNGREJO, KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU, MALANG
Microalgae dominance in the River Forest Park Village R. Soeryo Cangar Tulungrejo , Bumiaji , Batu , Malang
Nurul Baroroh1), dan Moh. Shufyan Tsauri2)

Abstract
Which is Cangar Tourism Object , Nature Hot Cangar Tahura R. Soerjo That is administratively located in the City of Stone Bumiaji . In RATE Tahura R. Mortality Soerjo located 7 ° 40 ' 10 ' - 7 ° 49 ' 31 "latitude and 112 ° 22 ' 13 " - 112 ° 46 ' 30 "longitude . That paled Many species , found among Closterium sp . 84 % , Nitzchia sp , 8 % and 8 % in Achnanthes sp streamflow Tahura R Soeryo Cangar is Closterium sp . by 84 % is observed as many as 10 species FROM husband . Closterium sp an algal species Dari order desmidiales division Chlorophyta .
Keyword : Cangar , Batu , Chlorophyta , and Closterium sp

Abstrak
Cangar yang merupakan Obyek  Wisata  Alam  Air  Panas  Cangar  Tahura  R.  Soerjo  yang  secara  administratif  terletak di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Secara geografis Tahura R. Soerjo terletak pada 7° 40’ 10” - 7° 49’ 31” LS dan 112° 22’ 13” - 112° 46’ 30” BT. spesies yang paling banyak ditemukan diantara Closterium sp. 84%, Nitzchia sp,8% dan Achnanthes sp 8% di sungai TAHURA R Soeryo Cangar adalah Closterium sp. sebesar 84%adalah sebanyak 10 spesies dari pengamatan ini. Closterium sp merupakan spesies alga dari devisi chlorophyta ordo desmidiales.
Kata kunci: Cangar, Kota Batu, chlorophyta , dan Closterium sp

I.PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang  memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman hayati terbesar setelah  Brasil  dan  Zaire. Salah satunya adalah Cangar yang merupakan Obyek  Wisata  Alam  Air  Panas  Cangar  Tahura  R.  Soerjo  yang  secara  administratif terletak di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Secara geografis Tahura R. Soerjo terletak pada 7° 40’ 10” - 7° 49’ 31” LS dan 112° 22’ 13” - 112° 46’ 30” BT.Tahura R. Soerjo secara keseluruhan memiliki konfigurasi bervariasi antara datar, berbukit  dan  gunung-gunung  dengan  ketinggian  antara  1.000-3.000  m  dpl.  Menurut  klasifikasi  iklim  Schmid  dan Ferguson Tahura R. Soerjo termasuk tipe iklim C dan D dengan curah hujan rata-rata 2.500-4.500 mm per tahun. Suhu udara pada malam hari berkisar antara 50°C–100°C dan pada musim kemarau mencapai 40°C.Kelembaban udara cukup tinggi yaitu berkisar antara 42–45 % terendah dantertinggi dapat mencapai 90–97%, sedangkan tekanan udara berkisarantara1.007–1017,5  mm  Hg.  Jenis  tanah  yang  ada  termasuk  regosol  yang  berasal  dariabu  vulkanis  intermedia  dengan warna coklat kekuningan dan bersifat sangat peka terhadap erosi (Maulida, Anggoro, dan Susilowati, 2012).
Alga merupakan protista bertalus yang memiliki pigmen dan khlorofil. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel (multiseluler). Pada umumnya alga hidup di dalam  air.Klasifikasi  alga  didasarkan  pada  beberapa  hal, yakni pigmen, produk makanan cadangan, flagella, dinding sel, siklus hidup dan reproduksinya. Alga  terbagi dalam 10 phylum utama, Chlorophyta,  Euglenophyta,  Chrysophyta,  Pyrrophyta, Phaeophyta  dan  Rhodophyta, Bacillaryophyta, Xanthophyta, Chrypthophyta  dan Dinophyta(Bellinger  dan  Sigee,  2010).
Jumlah  dari  beberapa  genus  yang  telah  dikenali,  dari phylum Cyanophyta (Blue-Green Algae) ada sekitar 2.000 genus, 900 genus dari phylum Euglenophyta, 4.000 genus dari phylum Dinophyta,  Chryptophyta  200  genus, Rhodophyta  6.000  genus, Chlorophyta  ada sekitar 17.000 genus, dari phylum Chrysophyta 1200  genus,  dari  phylum  Xanthophyta  sekitar  600  genus, Phaeophyta  1.500  genus,  dan  terakhir  dari  phylum Bacillaryophyta yaitu sebanyak 12.000 genus yang telah dikenali. Selain  itu,  para  ahli  memprakirakan  bahwa  masih  ada  jutaan genus  alga  yang  masih  belum  dapat  diidentifikasi  maupun dikenali (Graham dan Wilcox, 2000).
Ciri-ciri umum pada alga, yaitu alga tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Itulah sebabnya alga tidak dapat digolongkan sebagai tumbuhan (plantae). Di dalam sel alga terdapat plastid yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastid yang  terdapat  pada  alga  terutama  khloroplas  yang mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga alga bersifat autotrof, karena dapat  menyusun  sendiri  makanannya  berupa  zat  organik dan  zat-zat  anorganik.  Pigmen  lain  yang  terdapat  dalam alga, yaitu fikosianin (warna biru), xantofil (warna kuning), karoten (warna keemasan), fikosantin (warna pirang) dan fikoeritrin (warna merah)Alga  banyak  hidup  diperairan  baik  di  air  tawar maupun dilaut, alga juga  dapat tumbuh  di tempat-tempat yang lembab dan bersimbiosis dengan tumbuhan lain. Ada beberapa  spesies  alga  yang  dapat  hidup  pada  kondisi daerah yang sangat dingin seperti pada daerah salju dan dikutub  maupun  di  puncak  gunung.  Sebaliknya,  ada  pula spesies  alga  yang  dapat  hidup  pada  kondisi  daerah  yang sangat panas seperti pada batu-batuan dan sumber-sumberair  panas  tertentu  di  Yellowstone  National  Park  dengansuhu  70oC (Bellinger dan Sigee, 2010).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alga yang mendominasi di

sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Malang dan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa dengan kondisi alam dan tanah yang demikian, tetap menjadikan alga untuk  berkembang biak di sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Malang.
II. SUBYEK DAN METODE

2.1 Sampling Planton
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei  yang dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2014 yakni mengambil sampel dari sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar dan mengukur intensitas cahaya, ph, dan suhunya. Pengambilan sampel dilakukan sekali dan ditetapkan 3 stasiun pengukuran dan pengambilan contoh air dan ditambah dengan 2 sampel yang diambil di permukaan dan bagian dalam pada kedalaman 35 cm.  Sampel air yang diambil dari stasiun 1, 2, dan 3 dimasukan ke dalam botol bekas, ditetesi formalin 4% sebanyak 24 tetes untuk setiap botolnya, kemudian disaring menggunakan plankton net dengan ukuran 200 mesh. Kemudian alga yang tersaring disemprot dengan aquades kedalam labu ukur sampai mencapai 25 ml kemudian dipindahkan ke botol.
Sampel air diambil dari 5 tempat yang berbeda, dua diantaranya diambil pada permukaan air dan pada kedalaman 35 cm.. selanjunya di analisis di laboratorium.
2.2 Identifikasi mikroalga
            Identifikasi dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokuler dari perbesaran terkecil 4x10 hingga terlihat objek yang diamati pada perbesaran 10x10 atau 40x10. Sampel yang telah dihomogenkan, diteteskan pada permukaan objek glass, kemudian ditutup dengan menggunakan cover glass, dan diamati dengan menggeser objek glass secara horizontal dan vertikal, sehingga permukaan cover glass teramati. Tiap alga yang teramati diambil gambarnya, kemudian dilakukan identifikasi morfologi pada genus atau spesies menggunakan buku identifikasi mikroalga A Beginner’s Guide To Freshwater Algae dan Atlas.
Parameter yang digunakan adalah intensitas cahaya 1 lux, ph 6, dan suhu 30oC.
III. HASIL
Berdasarkan hasil penelitian, mikroalga yang ditemukan di lokasi penelitian yakni di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar, untuk stasiun 1 ditemukan mikroalga sebanyak 2 spesies , stasiun 2 ditemukan sebanyak1 spesies, stasiun 3 ditemukan sebanyak 1 spesies, pengambilan sampel air pada permukaan tanpa penyaringan ditemukan sebanyak 1 spesies, dan pengambilan sampel air pada kedalaman 35 cm ditemukan sebanyak 2 spesies. Berikut adalah tabel spesies-spesies alga yang ditemukan di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar dapat dilihat pada tabel 1.
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel diatas, spesies yang paling banyak ditemukan diantara Closterium sp. 84%,Nitzchia sp,8% dan
Text Box: Tabel. 1 
Jumlah spesies yang didapat di sungai TAHURA R Soeryo Cangar
No.  Nama spesies Stasiun 1(spesies) Stasiun 2 (spesies) Stasiun 3 (spesies) Pengambilan sampel di permukaan (spesies) Pengambilan sampel pada kedalaman 35 cm (spesies)
1. Closterium sp 3 - 2 3 2
2. Nitzchia sp 1 - - - -
3. Achnanthes sp - 1 - - -
§ Keterangan: spesies yang paling banyak ditemukan di sungai TAHURA R Soeryo Cangar adalah Closterium sp.
§ Tanda (-) menunjukkan tidak ada
Closterium sp : 10 spesies/12x 100%= 84%
 Nitzcshia sp : 1 spesies/12x100%= 8%
Achnanthes sp : 1 spesies/12x100%= 8%

 
























Achnanthes sp8% di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar adalah Closterium sp.sebanyak 84% adalah sebanyak 10 spesies alga dari devisi chlorophyta ordo desmidiales, menurut tjitrosoepomo (2005) bahwa, Closterium bentuknya beraneka rupa, ganggang ini juga dinamakan ganggang hias, terutama hidup dalam rawa-rawa (gambut) yang airnya bereaksi asam. Sel-selnya ada yang berbentuk bulan sabit (Closterium), atau di tengah-tengahnya berlekuk, hingga mempunyai bentuk seperti biskuit atau bintang, sehingga sel terdiri atas dua bagian yang setangkup (simetris) dengan di dalam tiap-tiap bagian itu suatu kloroplas yang besar dengan susunan yang rumit mempunyai satu atau beberapa pirenoid. Ditengah-tengah sel terdapat satu inti. Beberapa jenis dapat merayap dengan perantaraan benang-benang lendir yang dikeluarkan melalui liang-liang dari dinding selnya. Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara sel membagi di tengah-tengahnya, dan masing-masing bagian lalu menyempurnakan diri. Perkembangbiakan secara seksual dengan cara kopulasi, yakni dua sel berdekatan lalu menyelubungi diri dengan lendir.
Nitzschia sp merupakan divisi dari bacillariophyta ordo pennales, menurut Tjitrosoepomo (2005) bahwa sel-sel bentuk jorong memanjang, berbentuk batang, seperti perahu atau seperti pahat, tonjolan-tonjolan pada panser tersusun menyirip dan di tengah-tengah panser terdapat celah membujur yang dinamakan rafe. Hidup dalam air tawar maupun dalam air laut, tetapi di atas tanah-tanah yang basah, terpisah-pisah atau membentuk koloni. Yang hidup di atas tanah tahan kala yang brook (kekeringan) sampai beberapa bulan.
Achnanthes sp merupakan spesies yang divisi dan ordonya sama dengan Nitzschia sp. sehingga habitatnya sama dengan spesies alga Nitzschia sp.
Teori yang dikemukan oleh Tjitrosoepomo sesuai dengan penelitian ini yakni spesies alga Closterium sp. hidup dalam rawa-rawa (gambut) yang airnya bereaksi asam, sedangkan kondisi ph air sungai TAHURA R. Soeryo Cangar, ph airnya 6 (asam), sehingga besar kemungkinan dengan banyak ditemukan spesies alga tersebut serta kesesuaian spesies alga tersebut dengan lingkungan sungai TAHURA R. Soeryo Cangar menjadikan alga Closterium sp. yang mendominasi di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar.
V. KESIMPULAN
            Telah ditemukan alga spesies Closterium sp. sebesar 84% dan sebanyak 10 spesies dalam penelitian ini yang kemungkinan besar mendominasi perairan di sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar.
VI. SARAN
Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait alga yang mendominasi dan keanekaragaman alga di sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar.
DAFTAR PUSTAKA
Bellinger  G.E  dan  David  C.S.  2010. Freshwater  Algae.  WeSussex  : A John Wiley & Sons, Ltd, Publication.
Graham, L. E. dan Lee W.W. 2000. Algae . Upper Saddle River, New Jersey : Prentice Hall.
Maulida dkk.2012.Persepsi Pengunjung Terhadap Pengelolaan Obyek Wisata Alam Air Panas Cangar. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. No. 1. Vol. 1 halm. 107-113.
Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM PRESS






filsafat ilmu



MAKALAH
Mata kuliah Filsafat Ilmu
Tanggung Jawab Ilmuan dalam Menggali dan Mengembangkan Ilmu”

Dosen Pengampu
Drs. H. Ahmad Barizi, MA.

Disusun Oleh:
Fathiyya Nur Rachman (13620088)
Ahmad Bashori Alwi (13620093)
Nurul Baroroh (13620119)
Khairunnisa’ (13620127)
Siti Mufidatunniswah s (13620123)

Logo_UIN_Malang.jpg









JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014

KATA  PENGANTAR
بسم الله الرحمن الحيم
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tanggung Jawab Ilmuan dalam Menggali dan Mengembangkan Ilmu”dengan  tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT ILMU. Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Drs. H. Ahmad Barizi, MA sebagai dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu
2.      Orang tua yang telah banyak memberikan dukungan dan sumbangan moral maupan material.
3.      Teman-teman yang telah banyak membantu penulisan makalah ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun  sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Malang, 22 Oktober 2014


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Allah SWT menulis dengan jelas dalam surah Al- Mudattsir ayat 38:
كُلُّ نَفْسٍ بِما كَسَبَتْ رَهين
Artinya:  Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya
            Ayat ini, kita tahu bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan segala potensinya untuk selalu berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat juga memilik tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi.
Fungsi manusia sebagai khalifah/ wakil Allah di muka bumi, ia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukuplah atau para ilmuwan dan para intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber alam ini. Akan tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber daya alam akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba, melainkan melalui proses bertahap dan evolutif. Karenanya, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas tertentu.
Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain: mitologi bangsa Yunani, kesusastraan Yunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu yang sudah sampai di Timur Kuno. Terjadi perkembangan ilmu pengetahuan di setiap periode dikarenakan pola pikir manusia yang mengalami perubahan dari mitos-mitos menjadi lebih rasionil. Manusia menjadi lebih proaktif dan kreatif menjadikan alam sebagai objek penelitian dan pengkajian.
Oleh Karena itu, dalam makalah singkat ini, penulis akan memaparkan tentang Tanggung Jawab Ilmuan dalam Menggali dan Mengembangkan Ilmu. Hal ini merupakan sebatas akumulasi pengetahuan yang dipahami oleh penulis dan tidak menutup kemungkinan adanya khilaf dan keterbatasan literatur yang dipakai dalam menuliskan sekelumit makalah singkat ini.
2.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya:
1.      Apa saja yang menjadi tanggung jawab ilmuan terhadap ilmu?
2.      Apa saja sikap yang harus dimiliki ilmuwan dalam menggali dan mengembangkan ilmu?
3.      Bagaimana peran ilmuwan dalam pengembangan ilmu?
3.      Tujuan
Tujuan dituliskannya makalah ini diantaranya:
1.      Untuk mengetahui tanggung jawab ilmuan terhadap ilmu
2.      Untuk mengetahui sikap apa yang harus dimiliki ilmuwan dalam menggali dan mengembangkan ilmu
3.      Untuk mengetahui peran ilmuwan dalam pengembangan ilmu










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ilmuwan
Ilmuwan merupakan profesi, gelar atau capaian professional yang diberikan masyarakat kepada seorang yang mengabdikan dirinya. Pada kegiatan penelitian ilmiah dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang alam semesta, termasuk fenomena fisika, matematis dan kehidupan social.
Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada dipundaknya.
B.     Ciri Ilmuwan
Ciri yang menonjol pada ilmuwan terletak pada cara berpikir yang dianut serta dapat dilihat pula pada perilaku ilmuwan tersebut. Para ilmuwan memilih bidang keilmuan sebagai profesi, dengan demikian harus tunduk pada wibawa ilmu karena ilmu merupakan alat yang paling mampu untuk dimanfaatkan dalam mencari dan mengetahui kebenaran.
Seorang ilmuwan tidak cukup hanya dengan mempunyai daya kritis yang tinggi atau pun  pragmatis, namun juga harus jujur, memiliki jiwa yang terbuka dan tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran, netral, yang tidak kalah penting adalah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu yang harus di junjung tinggi.
Seorang Ilmuwan dapat dilihat dari beberapa aspek :
  1. Dari cara kerja; cara kerja untuk mengungkap segala sesuatu dengan metode sains yaitu: mengamati, menjelaskan, merumuskan masalah, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, membuat kesimpulan.
  2. Dari kemampuan menjelaskan hasil dan cara memperolehnya, misalnya jika seorang mengklaim telah melihat Gajah, maka ia harus mempu menjelaskan ciri-ciri gajah, seperti: memiliki taring, badannya besar, kupingnya lebar.
  3. Dari sikap terhadap alam dan permasalahan yang dihadapi.
Sikap yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan antara lain adalah: hasrat ingin tahu yang tinggi, tidak mudah putus asa, terbuka untuk dikritik dan diuji, menghargai dan menerima masukan, jujur, kritis, kreatif, sikap positif terhadap kegagalan, rendah hati, hanya menyimpulkan dengan data memadai.
C.    Syarat Yang Harus Dipatuhi Sebagai Seorang Ilmuwan
Ada beberapa syarat yang harus dilalui seseorang agar layak disebut sebagai ilmuwan, salah satunya adalah ilmuwan tersebut harus mengadakan penelitian yang menghasilkan karya ilmiah yang bisa diterima di masyarakat, karya ilmiah tersebut harus memenuhi sistematika-sistematika yang harus dipenuhi oleh ilmuwan sebagai syarat agar penelitiannya layak disebut sebagai karya ilmiah. Yang pokok dalam sistematika penulisan adalah logical sequence (urutan-urutan logik) dari penulisan. Sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan sistematika yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya sebelum dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang sistematika karya ilmiah yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta penulis untuk menjawab empat pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi masalah?; (2) Kerangka acuan teoretik apa yang dipakai untuk memecahkan masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah itu?; (4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang dapat diambil dari temuan itu?.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Karya ilmiah juga  perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya.
D.    Peran dan Fungsi Ilmuwan
Selain memiliki ciri, sikap, dan tanggung jawab, ilmuwan tentunya mempunyai peran dan fungsi. Berikut adalah peran atau fungsi ilmuwan yang berkaitan langsung dengan aktivitasnya sebagai ilmuwan, meliputi:
1.      Sebagai intelektual, ia berperan sebagai ilmuan sosial yang selalu berdialog dengan masyarakat dan terlibat didalamnya secara intensif dan sensitif.
2.      Sebagai ilmuwan, ia akan selalu mencoba dan berusaha untuk memperluas wawasan teoritis, memiliki keterbukaan terhadap  kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keilmuan.
3.      Sebagai teknikus, ia akan tetap terus menjaga keterampilannya dan selalu menggunakan instrumen yang tersedia dalam disiplin ilmu yang dikuasainya.
4.      Peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat manusia (Daniel, 2003), sedangkan dua peran terakhir memungkinkan ia menjaga martabat ilmunya. Fungsi seorang ilmuawan tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga bertanggung jawab agar produk keilmuannya sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas (suriasumantri, 2001).
E.     Tanggung Jawab sebagai Seorang Ilmuwan
Secara garis besar dapat di uraikan bahwa tanggung jawab pokok ilmuwan adalah (1) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (berpikir, melakukan penelitian dan pengembangan, menumbuhkan sikap positif-konstruktif, meningkatkan nilai tambah dan produktivitas, konsisten dengan proses penelaahan keilmuan, menguasai bidang kajian ilmu secara mendalam, mengkaji perkembangan teknologi secara rinci, bersifat terbuka, professional dan mempublikasikan temuannya); (2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menemukan masalah yang sudah/akan mempengaruhi kehidupan masyarakat dan mengkomunikasikannya, menemukan pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat, membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menggunakan hasil penemuan untuk kepentingan kemanusiaan, mengungkapkan kebenaran dengan segala konsekuensinya dan mengembangkan kebudayaan nasional.
Selain yang tersebut di atas, sebagaimana yang telah disinggung bahwa ilmuwan memiliki tanggung jawab sosial, moral, dan etika. Dan berikut ini akan di uraikan berbagai tanggung jawab ilmuwan yang berkenaan dengan sosial, moral dan etika.
a.       Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial ilmuwan adalah suatu kewajiban seorang ilmuwan untuk mengetahui masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan sosial. beberapa bentuk tanggung jawab sosial ilmuwan, salah satunya, seorang ilmuwan harus mampu mengidentifikasi kemungkinan permasalahan sosial yang akan berkembang berdasarkan permalahan sosial yang sering terjadi dimasyarakat.
b.      Tanggung Jawab Moral
Tanggung jawab moral tidak dapat dilepaskan dari karakter internal dari ilmuwan itu sendiri sebagi seorang manusia, ilmuwan hendaknya memiliki moral yang baik sehingga pilihannya ketika memilih pengembangan dan pemilihan alternatif, mengimplementasikan keputusan serta pengawasan dan evaluasi dilakukan atas kepentingan orang banyak, bukan untuk kepentingan pribadinya atau kepentingan sesaat. Moral dan etika yang baik perlu kepekaan atas rasa bersalah, kepekaan atas rasa malu, kepatuhan pada hukum dan kesadaran diketahui oleh Tuhan.  Ilmuwan juga memiliki kewajiban moral untuk memberi contoh (obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, berani mengakui kesalahan) dan mampu menegakkan kebenaran. Sehingga ilmu yang dikembangkan dengan mempertimbangkan tanggung jawab moralnya sebagai seorang ilmuwan dapat memberikan kemaslahatan bagi umat manusia dan secara integral tetap menjaga keberlangsungan kehidupan lingkungan di sekitarnya dan dapat tergajanya keseimbangan ekologis (Basuki, 2009).
c.       Tanggung Jawab Etika
Kemudian tanggung jawab yang berkaitan dengan etika meliputi etika kerja seorang ilmuwan yang berkaitan dengan nilai-nilai dan norma-norma moral (pedoman, aturan, standar atau ukuran, baik yang tertulis maupun tidak tertulis) yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya; kumpulan asas atau nilai moral (Kode Etik) dan ilmu tentang perihal yang baik dan yang buruk. Misalnya saja tanggung jawab etika ilmuwan yang berkenaan dengan penulisan karya ilmiah, maka kode etik pada penulisan karya ilmiah harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut: OBYEKTIF, (berdasarkan kondisi faktual), UP TO DATE, (yang ditulis merupakan perkembangan ilmu paling akhir),  RASIONAL, (berfungsi sebagai wahana penyampaian kritik timbal-balik), RESERVED, (tidak overcliming, jujur, lugas dan tidak bermotif pribadi), EFEKTIF dan EFISIEN, (tulisan sebagai alat komunikasi yang berdaya tarik tinggi).
F.     Pelanggaran Etika Ilmiah
Pelanggaran etika ilmiah sering terjadi, hal ini terjadi baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Pada umumnya pelanggaran etika ilmiah berkisar pada tiga wilayah, yaitu:
1.      Fabrikasi data --à ‘mempabrik’ data atau membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada atau lebih umumnya membuat data fiktif.
2.      Falsifikasi data --à bisa berarti mengubah data sesuai dengan keinginan, terutama agar sesuai dengan kesimpulan yang ‘ingin’ diambil dari sebuah penelitian.
3.      Plagiarisme; Plagiarisme ---à mengambil kata-kata atau kalimat atau teks orang lain tanpa memberikan acknowledgment (dalam bentuk sitasi) yang secukupnya










BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Ilmuwan secara etimologi bermakna orang yg ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu, sedangkan menurut terminologi ilmuwan banyak sekali peneliti atau para cendikia yang mencoba untuk memberi definisi mengenai ilmuwan salah satunya adalah sebagaimana dalam pandangan McGraw-Hill Dictionary Of Scientific and Technical Term, ilmuwan adalah seorang yang mempunyai kemampuan dan hasrat untuk mencari pengetahuan baru, asas-asas baru, dan bahan-bahan baru dalam suatu bidang ilmu.
Dengan demikian orang yang disebut sebagai Ilmuwan harus memiliki ciri-ciri sebagai ilmuwan yang dapat dikenali lewat paradigma serta sikapnya dalam kehidupan sosial, memiliki daya kritis yang tinggi, jujur, bersifat terbuka, dan netral. Selain itu pula seorang ilmuwan harus patuh pada sistematika penulisan karya ilmiah serta syarat-syarat yang berkenaan dengan kode etiknya.
Peran dan fungsi ilmuwan dalam masyarakat juga perlu diperhitungkan, karena ilmuwan merupakan orang yang dapat menemukan masalah spesifik dalam ilmu. Selain itu, ilmuwan pula terbebani oleh tanggung jawab, tanggung jawab yang diemban oleh ilmuwan meliputi tanggung jawab sosial, moral, dan etika.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai pelanggaran etika ilmiah yang wajib dihindari oleh para ilmuwan adalah fabrikasi data, falsifikasi data, dan plagiarisme.
3.2  Saran
Saran yang dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Memberikan motivasi pada para pembaca khususnya bagi para ilmuwan-ilmuwan muda.



DAFTAR PUSTAKA

The, Liang Gie. 2000. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.
Syamsir, Elvira. 2009. Tanggung Jawab Ilmuwan. file:///E:/tanggung%20jwb%20ilmuwan/TANGGUNG_JAWAB_ILMUWAN.htm. Diakses pada 13 Januari 2010. 00.21 WIB.
Basuki, Ahmad. 2008. Menggugat Moral Ilmuwan (dimuat pada artikel opini Bengawan pos).
http://achmadbasuki.files.wordpress.com/2008/07/menggugat-moral-ilmuwan_bengpos050902.doc. Di akses pada 13 Januari 2010. 01.47 WIB.
http://developer.ning.com/profiles/blog/show?id=1185512%3A111905. Di akses pada 13 Januari 2010. 01.47 WIB.
Dhaniel, Dhakidae. 2003. Cendikiawan dan Kekuasaan Dalam Negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia.
Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu: Sebuah Perngantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.