DOMINASI
MIKROALGA DI SUNGAI TAMAN HUTAN RAYA R. SOERYO CANGAR KELURAHAN TULUNGREJO,
KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU, MALANG
Microalgae dominance in the River Forest Park Village R. Soeryo Cangar Tulungrejo , Bumiaji , Batu , Malang
Nurul Baroroh1), dan Moh.
Shufyan Tsauri2)
Abstract
Which is Cangar Tourism Object , Nature Hot
Cangar Tahura R. Soerjo That is administratively located in the City of Stone
Bumiaji . In RATE Tahura R. Mortality Soerjo located 7 ° 40 ' 10 ' - 7 ° 49 '
31 "latitude and 112 ° 22 ' 13 " - 112 ° 46 ' 30 "longitude .
That paled Many species , found among Closterium sp . 84 % , Nitzchia sp , 8 %
and 8 % in Achnanthes sp streamflow Tahura R Soeryo Cangar is Closterium sp .
by 84 % is observed as many as 10 species FROM husband . Closterium sp an algal
species Dari order desmidiales division Chlorophyta .
Keyword : Cangar , Batu , Chlorophyta , and
Closterium sp
Abstrak
Cangar yang
merupakan Obyek Wisata Alam
Air Panas Cangar
Tahura R. Soerjo
yang secara administratif
terletak di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Secara geografis Tahura R.
Soerjo terletak pada 7° 40’ 10” - 7° 49’ 31” LS dan 112° 22’ 13” - 112° 46’ 30”
BT. spesies yang paling banyak ditemukan diantara Closterium sp. 84%, Nitzchia
sp,8% dan Achnanthes sp 8% di sungai TAHURA R Soeryo Cangar adalah Closterium
sp. sebesar 84%adalah sebanyak 10 spesies dari pengamatan ini. Closterium sp merupakan
spesies alga dari devisi chlorophyta ordo desmidiales.
Kata kunci:
Cangar, Kota Batu, chlorophyta , dan Closterium sp
I.PENDAHULUAN
|
Indonesia merupakan negara yang
memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman hayati terbesar setelah Brasil
dan Zaire. Salah satunya adalah Cangar
yang merupakan Obyek Wisata Alam
Air Panas Cangar
Tahura R. Soerjo
yang secara administratif terletak di Kecamatan Bumiaji
Kota Batu. Secara geografis Tahura R. Soerjo terletak pada 7° 40’ 10” - 7° 49’
31” LS dan 112° 22’ 13” - 112° 46’ 30” BT.Tahura R. Soerjo secara keseluruhan
memiliki konfigurasi bervariasi antara datar, berbukit dan
gunung-gunung dengan ketinggian
antara 1.000-3.000 m
dpl. Menurut klasifikasi
iklim Schmid dan Ferguson Tahura R. Soerjo termasuk tipe
iklim C dan D dengan curah hujan rata-rata 2.500-4.500 mm per tahun. Suhu udara
pada malam hari berkisar antara 50°C–100°C dan pada musim kemarau mencapai
40°C.Kelembaban udara cukup tinggi yaitu berkisar antara 42–45 % terendah
dantertinggi dapat mencapai 90–97%, sedangkan tekanan udara berkisarantara1.007–1017,5 mm
Hg. Jenis tanah
yang ada termasuk
regosol yang berasal
dariabu vulkanis intermedia
dengan warna coklat kekuningan dan bersifat sangat peka terhadap erosi (Maulida,
Anggoro, dan Susilowati, 2012).
Alga merupakan protista bertalus yang memiliki pigmen dan
khlorofil. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak
sel (multiseluler). Pada umumnya alga hidup di dalam air.Klasifikasi alga
didasarkan pada beberapa
hal, yakni pigmen, produk makanan cadangan, flagella, dinding sel,
siklus hidup dan reproduksinya. Alga
terbagi dalam 10 phylum utama, Chlorophyta, Euglenophyta,
Chrysophyta, Pyrrophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta,
Bacillaryophyta, Xanthophyta, Chrypthophyta
dan Dinophyta(Bellinger dan Sigee,
2010).
Jumlah dari beberapa
genus yang telah
dikenali, dari phylum Cyanophyta
(Blue-Green Algae) ada sekitar 2.000 genus, 900 genus dari phylum Euglenophyta,
4.000 genus dari phylum Dinophyta,
Chryptophyta 200 genus, Rhodophyta 6.000
genus, Chlorophyta ada sekitar
17.000 genus, dari phylum Chrysophyta 1200
genus, dari phylum
Xanthophyta sekitar 600
genus, Phaeophyta 1.500 genus,
dan terakhir dari
phylum Bacillaryophyta yaitu sebanyak 12.000 genus yang telah dikenali.
Selain itu, para
ahli memprakirakan bahwa
masih ada jutaan genus
alga yang masih
belum dapat diidentifikasi maupun dikenali (Graham dan Wilcox, 2000).
Ciri-ciri umum pada alga, yaitu alga tidak memiliki akar, batang
dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Itulah sebabnya alga tidak
dapat digolongkan sebagai tumbuhan (plantae). Di dalam sel alga terdapat
plastid yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastid yang terdapat
pada alga terutama
khloroplas yang mengandung pigmen
klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga alga
bersifat autotrof, karena dapat
menyusun sendiri makanannya
berupa zat organik dan
zat-zat anorganik. Pigmen
lain yang terdapat
dalam alga, yaitu fikosianin (warna biru), xantofil (warna kuning), karoten
(warna keemasan), fikosantin (warna pirang) dan fikoeritrin (warna merah)Alga banyak
hidup diperairan baik
di air tawar maupun dilaut, alga juga dapat tumbuh
di tempat-tempat yang lembab dan bersimbiosis dengan tumbuhan lain. Ada
beberapa spesies alga
yang dapat hidup
pada kondisi daerah yang sangat
dingin seperti pada daerah salju dan dikutub
maupun di puncak
gunung. Sebaliknya, ada
pula spesies alga yang
dapat hidup pada
kondisi daerah yang sangat panas seperti pada batu-batuan
dan sumber-sumberair panas tertentu
di Yellowstone National
Park dengansuhu 70oC (Bellinger dan Sigee, 2010).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alga yang
mendominasi di
sungai
Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota
Batu Malang dan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa dengan kondisi
alam dan tanah yang demikian, tetap menjadikan alga untuk berkembang biak di sungai Taman Hutan Raya R.
Soeryo Cangar Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Malang.
II. SUBYEK DAN METODE
|
2.1
Sampling Planton
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yang dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober
2014 yakni mengambil sampel dari sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar dan
mengukur intensitas cahaya, ph, dan suhunya. Pengambilan sampel dilakukan
sekali dan ditetapkan 3 stasiun pengukuran dan pengambilan contoh air dan
ditambah dengan 2 sampel yang diambil di permukaan dan bagian dalam pada
kedalaman 35 cm. Sampel air yang diambil
dari stasiun 1, 2, dan 3 dimasukan ke dalam botol bekas, ditetesi formalin 4%
sebanyak 24 tetes untuk setiap botolnya, kemudian disaring menggunakan plankton
net dengan ukuran 200 mesh. Kemudian alga yang tersaring disemprot dengan
aquades kedalam labu ukur sampai mencapai 25 ml kemudian dipindahkan ke botol.
Sampel air diambil dari 5 tempat yang berbeda, dua diantaranya
diambil pada permukaan air dan pada kedalaman 35 cm.. selanjunya di analisis di
laboratorium.
2.2
Identifikasi mikroalga
Identifikasi
dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokuler dari perbesaran terkecil 4x10
hingga terlihat objek yang diamati pada perbesaran 10x10 atau 40x10. Sampel
yang telah dihomogenkan, diteteskan pada permukaan objek glass, kemudian
ditutup dengan menggunakan cover glass, dan diamati dengan menggeser objek
glass secara horizontal dan vertikal, sehingga permukaan cover glass teramati.
Tiap alga yang teramati diambil gambarnya, kemudian dilakukan identifikasi
morfologi pada genus atau spesies menggunakan buku identifikasi mikroalga A
Beginner’s Guide To Freshwater Algae dan Atlas.
Parameter yang digunakan adalah intensitas cahaya 1 lux, ph 6, dan
suhu 30oC.
III. HASIL
|
Berdasarkan hasil penelitian, mikroalga yang ditemukan di lokasi
penelitian yakni di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar, untuk stasiun 1 ditemukan
mikroalga sebanyak 2 spesies , stasiun 2 ditemukan sebanyak1 spesies, stasiun 3
ditemukan sebanyak 1 spesies, pengambilan sampel air pada permukaan tanpa
penyaringan ditemukan sebanyak 1 spesies, dan pengambilan sampel air pada
kedalaman 35 cm ditemukan sebanyak 2 spesies. Berikut adalah tabel
spesies-spesies alga yang ditemukan di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar dapat
dilihat pada tabel 1.
VI. PEMBAHASAN
|
Berdasarkan tabel diatas, spesies yang paling banyak ditemukan
diantara Closterium sp. 84%,Nitzchia sp,8% dan
Achnanthes sp8% di sungai
TAHURA R. Soeryo Cangar adalah Closterium sp.sebanyak 84% adalah
sebanyak 10 spesies alga dari devisi chlorophyta ordo desmidiales, menurut
tjitrosoepomo (2005) bahwa, Closterium bentuknya beraneka rupa, ganggang
ini juga dinamakan ganggang hias, terutama hidup dalam rawa-rawa (gambut) yang
airnya bereaksi asam. Sel-selnya ada yang berbentuk bulan sabit (Closterium),
atau di tengah-tengahnya berlekuk, hingga mempunyai bentuk seperti biskuit atau
bintang, sehingga sel terdiri atas dua bagian yang setangkup (simetris) dengan
di dalam tiap-tiap bagian itu suatu kloroplas yang besar dengan susunan yang
rumit mempunyai satu atau beberapa pirenoid. Ditengah-tengah sel terdapat satu
inti. Beberapa jenis dapat merayap dengan perantaraan benang-benang lendir yang
dikeluarkan melalui liang-liang dari dinding selnya. Perkembangbiakan secara
aseksual dengan cara sel membagi di tengah-tengahnya, dan masing-masing bagian
lalu menyempurnakan diri. Perkembangbiakan secara seksual dengan cara kopulasi,
yakni dua sel berdekatan lalu menyelubungi diri dengan lendir.
Nitzschia sp merupakan
divisi dari bacillariophyta ordo pennales, menurut Tjitrosoepomo (2005) bahwa
sel-sel bentuk jorong memanjang, berbentuk batang, seperti perahu atau seperti
pahat, tonjolan-tonjolan pada panser tersusun menyirip dan di tengah-tengah
panser terdapat celah membujur yang dinamakan rafe. Hidup dalam air
tawar maupun dalam air laut, tetapi di atas tanah-tanah yang basah,
terpisah-pisah atau membentuk koloni. Yang hidup di atas tanah tahan kala yang
brook (kekeringan) sampai beberapa bulan.
Achnanthes sp merupakan
spesies yang divisi dan ordonya sama dengan Nitzschia sp. sehingga
habitatnya sama dengan spesies alga Nitzschia sp.
Teori yang dikemukan oleh Tjitrosoepomo sesuai dengan penelitian
ini yakni spesies alga Closterium sp. hidup dalam rawa-rawa (gambut)
yang airnya bereaksi asam, sedangkan kondisi ph air sungai TAHURA R. Soeryo
Cangar, ph airnya 6 (asam), sehingga besar kemungkinan dengan banyak ditemukan
spesies alga tersebut serta kesesuaian spesies alga tersebut dengan lingkungan
sungai TAHURA R. Soeryo Cangar menjadikan alga Closterium sp. yang
mendominasi di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar.
V. KESIMPULAN
|
Telah
ditemukan alga spesies Closterium sp. sebesar 84% dan sebanyak 10
spesies dalam penelitian ini yang kemungkinan besar mendominasi perairan di
sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar.
VI. SARAN
|
Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait alga yang mendominasi
dan keanekaragaman alga di sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar.
DAFTAR PUSTAKA
|
Bellinger G.E dan
David C.S. 2010. Freshwater Algae.
WeSussex : A John Wiley &
Sons, Ltd, Publication.
Graham, L. E. dan Lee W.W. 2000. Algae . Upper Saddle River, New
Jersey : Prentice Hall.
Maulida dkk.2012.Persepsi Pengunjung Terhadap Pengelolaan Obyek
Wisata Alam Air Panas Cangar. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. No. 1. Vol. 1 halm. 107-113.
Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM
PRESS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar