Rabu, 22 Oktober 2014

JURNAL MIKROALGA



DOMINASI MIKROALGA DI SUNGAI TAMAN HUTAN RAYA R. SOERYO CANGAR KELURAHAN TULUNGREJO, KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU, MALANG
Microalgae dominance in the River Forest Park Village R. Soeryo Cangar Tulungrejo , Bumiaji , Batu , Malang
Nurul Baroroh1), dan Moh. Shufyan Tsauri2)

Abstract
Which is Cangar Tourism Object , Nature Hot Cangar Tahura R. Soerjo That is administratively located in the City of Stone Bumiaji . In RATE Tahura R. Mortality Soerjo located 7 ° 40 ' 10 ' - 7 ° 49 ' 31 "latitude and 112 ° 22 ' 13 " - 112 ° 46 ' 30 "longitude . That paled Many species , found among Closterium sp . 84 % , Nitzchia sp , 8 % and 8 % in Achnanthes sp streamflow Tahura R Soeryo Cangar is Closterium sp . by 84 % is observed as many as 10 species FROM husband . Closterium sp an algal species Dari order desmidiales division Chlorophyta .
Keyword : Cangar , Batu , Chlorophyta , and Closterium sp

Abstrak
Cangar yang merupakan Obyek  Wisata  Alam  Air  Panas  Cangar  Tahura  R.  Soerjo  yang  secara  administratif  terletak di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Secara geografis Tahura R. Soerjo terletak pada 7° 40’ 10” - 7° 49’ 31” LS dan 112° 22’ 13” - 112° 46’ 30” BT. spesies yang paling banyak ditemukan diantara Closterium sp. 84%, Nitzchia sp,8% dan Achnanthes sp 8% di sungai TAHURA R Soeryo Cangar adalah Closterium sp. sebesar 84%adalah sebanyak 10 spesies dari pengamatan ini. Closterium sp merupakan spesies alga dari devisi chlorophyta ordo desmidiales.
Kata kunci: Cangar, Kota Batu, chlorophyta , dan Closterium sp

I.PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang  memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman hayati terbesar setelah  Brasil  dan  Zaire. Salah satunya adalah Cangar yang merupakan Obyek  Wisata  Alam  Air  Panas  Cangar  Tahura  R.  Soerjo  yang  secara  administratif terletak di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Secara geografis Tahura R. Soerjo terletak pada 7° 40’ 10” - 7° 49’ 31” LS dan 112° 22’ 13” - 112° 46’ 30” BT.Tahura R. Soerjo secara keseluruhan memiliki konfigurasi bervariasi antara datar, berbukit  dan  gunung-gunung  dengan  ketinggian  antara  1.000-3.000  m  dpl.  Menurut  klasifikasi  iklim  Schmid  dan Ferguson Tahura R. Soerjo termasuk tipe iklim C dan D dengan curah hujan rata-rata 2.500-4.500 mm per tahun. Suhu udara pada malam hari berkisar antara 50°C–100°C dan pada musim kemarau mencapai 40°C.Kelembaban udara cukup tinggi yaitu berkisar antara 42–45 % terendah dantertinggi dapat mencapai 90–97%, sedangkan tekanan udara berkisarantara1.007–1017,5  mm  Hg.  Jenis  tanah  yang  ada  termasuk  regosol  yang  berasal  dariabu  vulkanis  intermedia  dengan warna coklat kekuningan dan bersifat sangat peka terhadap erosi (Maulida, Anggoro, dan Susilowati, 2012).
Alga merupakan protista bertalus yang memiliki pigmen dan khlorofil. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel (multiseluler). Pada umumnya alga hidup di dalam  air.Klasifikasi  alga  didasarkan  pada  beberapa  hal, yakni pigmen, produk makanan cadangan, flagella, dinding sel, siklus hidup dan reproduksinya. Alga  terbagi dalam 10 phylum utama, Chlorophyta,  Euglenophyta,  Chrysophyta,  Pyrrophyta, Phaeophyta  dan  Rhodophyta, Bacillaryophyta, Xanthophyta, Chrypthophyta  dan Dinophyta(Bellinger  dan  Sigee,  2010).
Jumlah  dari  beberapa  genus  yang  telah  dikenali,  dari phylum Cyanophyta (Blue-Green Algae) ada sekitar 2.000 genus, 900 genus dari phylum Euglenophyta, 4.000 genus dari phylum Dinophyta,  Chryptophyta  200  genus, Rhodophyta  6.000  genus, Chlorophyta  ada sekitar 17.000 genus, dari phylum Chrysophyta 1200  genus,  dari  phylum  Xanthophyta  sekitar  600  genus, Phaeophyta  1.500  genus,  dan  terakhir  dari  phylum Bacillaryophyta yaitu sebanyak 12.000 genus yang telah dikenali. Selain  itu,  para  ahli  memprakirakan  bahwa  masih  ada  jutaan genus  alga  yang  masih  belum  dapat  diidentifikasi  maupun dikenali (Graham dan Wilcox, 2000).
Ciri-ciri umum pada alga, yaitu alga tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Itulah sebabnya alga tidak dapat digolongkan sebagai tumbuhan (plantae). Di dalam sel alga terdapat plastid yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastid yang  terdapat  pada  alga  terutama  khloroplas  yang mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga alga bersifat autotrof, karena dapat  menyusun  sendiri  makanannya  berupa  zat  organik dan  zat-zat  anorganik.  Pigmen  lain  yang  terdapat  dalam alga, yaitu fikosianin (warna biru), xantofil (warna kuning), karoten (warna keemasan), fikosantin (warna pirang) dan fikoeritrin (warna merah)Alga  banyak  hidup  diperairan  baik  di  air  tawar maupun dilaut, alga juga  dapat tumbuh  di tempat-tempat yang lembab dan bersimbiosis dengan tumbuhan lain. Ada beberapa  spesies  alga  yang  dapat  hidup  pada  kondisi daerah yang sangat dingin seperti pada daerah salju dan dikutub  maupun  di  puncak  gunung.  Sebaliknya,  ada  pula spesies  alga  yang  dapat  hidup  pada  kondisi  daerah  yang sangat panas seperti pada batu-batuan dan sumber-sumberair  panas  tertentu  di  Yellowstone  National  Park  dengansuhu  70oC (Bellinger dan Sigee, 2010).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alga yang mendominasi di

sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Malang dan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa dengan kondisi alam dan tanah yang demikian, tetap menjadikan alga untuk  berkembang biak di sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Malang.
II. SUBYEK DAN METODE

2.1 Sampling Planton
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei  yang dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2014 yakni mengambil sampel dari sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar dan mengukur intensitas cahaya, ph, dan suhunya. Pengambilan sampel dilakukan sekali dan ditetapkan 3 stasiun pengukuran dan pengambilan contoh air dan ditambah dengan 2 sampel yang diambil di permukaan dan bagian dalam pada kedalaman 35 cm.  Sampel air yang diambil dari stasiun 1, 2, dan 3 dimasukan ke dalam botol bekas, ditetesi formalin 4% sebanyak 24 tetes untuk setiap botolnya, kemudian disaring menggunakan plankton net dengan ukuran 200 mesh. Kemudian alga yang tersaring disemprot dengan aquades kedalam labu ukur sampai mencapai 25 ml kemudian dipindahkan ke botol.
Sampel air diambil dari 5 tempat yang berbeda, dua diantaranya diambil pada permukaan air dan pada kedalaman 35 cm.. selanjunya di analisis di laboratorium.
2.2 Identifikasi mikroalga
            Identifikasi dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokuler dari perbesaran terkecil 4x10 hingga terlihat objek yang diamati pada perbesaran 10x10 atau 40x10. Sampel yang telah dihomogenkan, diteteskan pada permukaan objek glass, kemudian ditutup dengan menggunakan cover glass, dan diamati dengan menggeser objek glass secara horizontal dan vertikal, sehingga permukaan cover glass teramati. Tiap alga yang teramati diambil gambarnya, kemudian dilakukan identifikasi morfologi pada genus atau spesies menggunakan buku identifikasi mikroalga A Beginner’s Guide To Freshwater Algae dan Atlas.
Parameter yang digunakan adalah intensitas cahaya 1 lux, ph 6, dan suhu 30oC.
III. HASIL
Berdasarkan hasil penelitian, mikroalga yang ditemukan di lokasi penelitian yakni di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar, untuk stasiun 1 ditemukan mikroalga sebanyak 2 spesies , stasiun 2 ditemukan sebanyak1 spesies, stasiun 3 ditemukan sebanyak 1 spesies, pengambilan sampel air pada permukaan tanpa penyaringan ditemukan sebanyak 1 spesies, dan pengambilan sampel air pada kedalaman 35 cm ditemukan sebanyak 2 spesies. Berikut adalah tabel spesies-spesies alga yang ditemukan di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar dapat dilihat pada tabel 1.
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel diatas, spesies yang paling banyak ditemukan diantara Closterium sp. 84%,Nitzchia sp,8% dan
Text Box: Tabel. 1 
Jumlah spesies yang didapat di sungai TAHURA R Soeryo Cangar
No.  Nama spesies Stasiun 1(spesies) Stasiun 2 (spesies) Stasiun 3 (spesies) Pengambilan sampel di permukaan (spesies) Pengambilan sampel pada kedalaman 35 cm (spesies)
1. Closterium sp 3 - 2 3 2
2. Nitzchia sp 1 - - - -
3. Achnanthes sp - 1 - - -
§ Keterangan: spesies yang paling banyak ditemukan di sungai TAHURA R Soeryo Cangar adalah Closterium sp.
§ Tanda (-) menunjukkan tidak ada
Closterium sp : 10 spesies/12x 100%= 84%
 Nitzcshia sp : 1 spesies/12x100%= 8%
Achnanthes sp : 1 spesies/12x100%= 8%

 
























Achnanthes sp8% di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar adalah Closterium sp.sebanyak 84% adalah sebanyak 10 spesies alga dari devisi chlorophyta ordo desmidiales, menurut tjitrosoepomo (2005) bahwa, Closterium bentuknya beraneka rupa, ganggang ini juga dinamakan ganggang hias, terutama hidup dalam rawa-rawa (gambut) yang airnya bereaksi asam. Sel-selnya ada yang berbentuk bulan sabit (Closterium), atau di tengah-tengahnya berlekuk, hingga mempunyai bentuk seperti biskuit atau bintang, sehingga sel terdiri atas dua bagian yang setangkup (simetris) dengan di dalam tiap-tiap bagian itu suatu kloroplas yang besar dengan susunan yang rumit mempunyai satu atau beberapa pirenoid. Ditengah-tengah sel terdapat satu inti. Beberapa jenis dapat merayap dengan perantaraan benang-benang lendir yang dikeluarkan melalui liang-liang dari dinding selnya. Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara sel membagi di tengah-tengahnya, dan masing-masing bagian lalu menyempurnakan diri. Perkembangbiakan secara seksual dengan cara kopulasi, yakni dua sel berdekatan lalu menyelubungi diri dengan lendir.
Nitzschia sp merupakan divisi dari bacillariophyta ordo pennales, menurut Tjitrosoepomo (2005) bahwa sel-sel bentuk jorong memanjang, berbentuk batang, seperti perahu atau seperti pahat, tonjolan-tonjolan pada panser tersusun menyirip dan di tengah-tengah panser terdapat celah membujur yang dinamakan rafe. Hidup dalam air tawar maupun dalam air laut, tetapi di atas tanah-tanah yang basah, terpisah-pisah atau membentuk koloni. Yang hidup di atas tanah tahan kala yang brook (kekeringan) sampai beberapa bulan.
Achnanthes sp merupakan spesies yang divisi dan ordonya sama dengan Nitzschia sp. sehingga habitatnya sama dengan spesies alga Nitzschia sp.
Teori yang dikemukan oleh Tjitrosoepomo sesuai dengan penelitian ini yakni spesies alga Closterium sp. hidup dalam rawa-rawa (gambut) yang airnya bereaksi asam, sedangkan kondisi ph air sungai TAHURA R. Soeryo Cangar, ph airnya 6 (asam), sehingga besar kemungkinan dengan banyak ditemukan spesies alga tersebut serta kesesuaian spesies alga tersebut dengan lingkungan sungai TAHURA R. Soeryo Cangar menjadikan alga Closterium sp. yang mendominasi di sungai TAHURA R. Soeryo Cangar.
V. KESIMPULAN
            Telah ditemukan alga spesies Closterium sp. sebesar 84% dan sebanyak 10 spesies dalam penelitian ini yang kemungkinan besar mendominasi perairan di sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar.
VI. SARAN
Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait alga yang mendominasi dan keanekaragaman alga di sungai Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar.
DAFTAR PUSTAKA
Bellinger  G.E  dan  David  C.S.  2010. Freshwater  Algae.  WeSussex  : A John Wiley & Sons, Ltd, Publication.
Graham, L. E. dan Lee W.W. 2000. Algae . Upper Saddle River, New Jersey : Prentice Hall.
Maulida dkk.2012.Persepsi Pengunjung Terhadap Pengelolaan Obyek Wisata Alam Air Panas Cangar. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. No. 1. Vol. 1 halm. 107-113.
Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM PRESS






Tidak ada komentar: